Senin, 11 Januari 2010

Infotainment?Luna Maya?UU ITE?Cultural Studies?

Beberapa minggu lalu kelompok saya presentasi soal hukum dan etika pers dan penyiaran Indonesia. Terus beberapa minggu lalu saya mengambil tema dampak Sosial Media untuk bahan tulisan mata kuliah yang lain.

Eh tiba-tiba ada kasus Luna Maya...Klop deh!

Well, bahasanya si Luna memang kasar sih, tapi memang dia punya hak untuk marah. Habis, infotainmentnya keterlaluan.

Tapi dia punya hak untuk nulis di Twitter. Kok malah dituntut ya? pake Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yah? Terus didukung sama PWI lagi. Gimana sih? Katanya wartawan-wartawan lagi nuntut penghapusan UU ITE gara-gara kasus Prita. Kok tiba-tiba PWI bisa ngasih dukungan Infotainment untuk tuntut Luna Maya pake UU ITW itu??

Padahal infotainment udah jelas-jelas melanggar pasal 5 ayat 2 UU No.40/ 1999 Tentang pers yang bunyinya, " Pers wajib melayani Hak Jawab" (Pasal 1 ayat 11: Hak Jawab adalah seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya).

Ha..ha...mana yang ditanya gossip pula. Masuk pasal 5 ayat 2 gak ya? Lho, pers kan bukannya melaksanakan kegiatan jurnalistik yakni memberitakan fakta ya? kalau begitu infotainment yang memberitakan gossip bukan pers dong? Ah, gak tau ah...

Oh ya pelanggaran pasal 5 ayat 2 itu ada sanksi pidananya. Pasal 18 ayat dua yang bunyinya,

"Perusahaan pers yang melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2), serta Pasal 13
dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah)."

Masih ngelotok. Maklum baru kelar ujian...he..he...

BTW Luna bisa nuntut balik gak ya?

Eh tapi, tapi, kalo infotainment bukan pers berarti gak bisa dituntut pake pasal 18 dong? Eh, infotainment pers bukan sih? pusing ah...

Kata pak Leo Batubara dari Dewan Pers, salah besar nuntut Luna pakai UU ITE. Terus Aji, Aliansi Jurnalis Independen (Bukan Aliansi Jurnalis Indonesia kan ya? seperti kata Metro TV di Metro Siang tadi) juga bilang si infotainment itu salah pake pasal yang lagi jadi pro-kontra karena memberangus (lagi-lagi) kebebasan pers.

Oh ya, dituntut pasal berlapis kan ya? sama pencemaran nama baik? katanya Luna dituduh mencemarkan nama baik. Nah lo nama baik siapa? Siapa yang punya nama baik? Eh, eh, gw nulis gini dituduh mencemarkan nama baik gak ya?

Ya udahlah damai aja. Salaman gitu. Jangan pake UU ITE ah, nanti kita nulis dikit di Social Media (Twitter n sejenisnya) dijerat pasal UU ITE lagi. Trus Luna juga minta maaf gitu karena ngomong kasar.

Yah seharusnya para artis itu belajar media juga. Kuliah aja bareng kita-kita..he..he..Biar ngerti bahwa media itu memang punya dampak buruk di masyarakat tapi tetep harus ditemenin (licik dikit gitu..gak ada teman abadi adanya kepentingan abadi).

Ada tuh teorinya Cultural Studies sama Cultivation Analysis (baru belajar buat ujian besok). Media punya hidden agenda dari sang pemilik yaitu duit kata Cultural Studies. Jadi ya...semakin kasus Luna diangkat juga sama Infotainment. Ya naikin rating. Ya naikin pemasukan. Ya nambah duit deh. So udahin aja...salaman. Eh tapi masalah kelar jadinya. Terus rating turun lagi. Duit kurang lagi...hayo...ini teori apa lagi ya??

Tapi, kalo bisa bertemen sama media, bagus lho (kata bang Zulham, our beloved lecturer). Makanya media literate dikit lah. Ikut kuliah sama kita. Barang sehari aja...he..he..

Love piss....


Created: December 21, 2009

1 komentar:

M. Alam Nugraha mengatakan...

tapi sedikitnya kamu kan pernah merasakan uang dari... Media... minimal untuk nambahin beli laptop hee.......

Posting Komentar

 
Template designed using TrixTG